Novel ini bercerita tentang Jingga, seorang Korean Freak, pencinta
segala hal berbau Korea. Dari mulai film, artis termasuk boybands dan
girlbands, lagu, sejarah, makanan, dan Korea itu sendiri. Itu lah yang
membawanya kembali ke Korea, terlebih lagi dia menyukai seorang pria
Korea, seorang tour guide ganteng yang dikenalnya pada suatu tur ke
Korea tahun sebelumnya.
Jingga digambarkan sebagai cewek yang sangat ceria, seperti tidak
pernah kehabisan energi, selalu bersemangat, cenderung kekanak-kanakan,
berisik, tapi juga imut, singkatnya seperti kelinci Energizer.
Pada usia 25, dia lebih nampak seperti gadis 17 tahunan, termasuk cara berpakaiannya.
Saya langsung membayangkan Jingga seperti pemeran wanita di film-film Korea yang saya sebut di atas, karena sulit membayangkan ada gadis seumur saya yang bertingkah seperti anak SMA, kecuali itu di drama-drama Korea.
Penulis merasionalkan sifat nyentrik ini dengan melekatkan atribut pada Jingga sebagai guru les bahasa Inggris dan Indonesia untuk anak-anak ekspatriat Korea, serta anak bungsu dan cewek satu-satunya di keluarga. Memaksa pembaca untuk menerima karakter Jingga sebagai suatu kewajaran.
Pada usia 25, dia lebih nampak seperti gadis 17 tahunan, termasuk cara berpakaiannya.
Saya langsung membayangkan Jingga seperti pemeran wanita di film-film Korea yang saya sebut di atas, karena sulit membayangkan ada gadis seumur saya yang bertingkah seperti anak SMA, kecuali itu di drama-drama Korea.
Penulis merasionalkan sifat nyentrik ini dengan melekatkan atribut pada Jingga sebagai guru les bahasa Inggris dan Indonesia untuk anak-anak ekspatriat Korea, serta anak bungsu dan cewek satu-satunya di keluarga. Memaksa pembaca untuk menerima karakter Jingga sebagai suatu kewajaran.
Jingga berkenalan dengan Narayan Sadewa atau Rayan, seorang arsitek,
dalam tur ini. Sifatnya berkebalikan dengan Jingga. Rayan berkarakter
serius, kaku, tanpa ekspresi, dingin, tidak banyak omong, cuek.
Langsung saya membayangkan karakter pemeran laki-laki dalam drama Korea.
Bukan paket tur ini yang sebenarnya Rayan butuhkan, dia hanya bermaksud mencari mantan pacarnya untuk memastikan mantannya tidak mengambil keputusan yang salah dengan menikahi cowok Korea. Rayan tidak berhasil dengan misinya itu, mantan pacarnya tetap menikah dengan cowok Korea pilihannya, sementara dia terjebak dalam tur romantisme Korea bersama Jingga.
Bukan paket tur ini yang sebenarnya Rayan butuhkan, dia hanya bermaksud mencari mantan pacarnya untuk memastikan mantannya tidak mengambil keputusan yang salah dengan menikahi cowok Korea. Rayan tidak berhasil dengan misinya itu, mantan pacarnya tetap menikah dengan cowok Korea pilihannya, sementara dia terjebak dalam tur romantisme Korea bersama Jingga.
Ketika membaca novel ini maka kita harus memiliki mindset nonton
drama Korea. Kadang harus mengesampingkan logika untuk mengikuti alur
cerita penulisnya. Kebetulan-kebetulan yang terjadi sepertinya akan
sangat langka jika ini bukan fiksi. Dengan mengabaikan
kebetulan-kebetulan yang langka itu, sebetulnya novel ini memiliki alur
yang rapi dan runtut.
Tapi pada intinya, novel ini sebenarnya memang bercerita tentang “kebetulan”, seperti sedikit dijelaskan di sampul belakang.
“Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caranya menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?”
Tapi pada intinya, novel ini sebenarnya memang bercerita tentang “kebetulan”, seperti sedikit dijelaskan di sampul belakang.
“Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caranya menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?”
Di sela deskripsinya tentang Korea, penulis juga menyelipkan sedikit
tentang nasionalisme. Terutama muncul dari ucapan Rayan dalam
dialog-dialognya. Misalnya, Rayan sempat menyindir Jingga yang hapal
sejarah Korea sementara belum tentu dia hapal sejarah bangsanya
sendiri, belum lagi Rayan menyentil dengan mengatakan bahwa dia heran
pada orang Indonesia yang terlalu mengagumi tempat-tempat di Negeri
Ginseng ini sementara orang-orang itu belum tentu pernah mengunjungi
tempat-tempat yang jauh lebih indah di Indonesia.

0 komentar on "Sinopsis Novel “Infinitely Yours”"
Posting Komentar