Telapak kaki merupakan bagian tubuh paling bawah yang bersentuhan dengan bumi, dan merupakan alat untuk melangkah di atas bumi. Telapak kaki ibu melambangkan perjalanan kehidupan seorang ibu. Bagi kaum sufi makna perjalanan itu jauh lebih penting dari pada tujuan. Dengan perjalanan yang benar maka hasil akhir tujuan adalah suatu keniscayaan. Dalam perjalanan itu akan ditemui berbagai peristiwa. Peristiwa yang ditemui harus dijalani dengan kesadaran, agar tidak muncul penyebab baru yang dapat memperpanjang perjalanan. Tindakan kekerasan untuk memenuhi kebutuhan ego akan menimbulkan penyebab baru yang akan memperpanjang perjalanan.
Bumi yang berada dibawah telapak kaki adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk yang hidup di atasnya. Sifat kasih bumi begitu tulus, begitu ikhlas, tidak mengharapkan imbalan apa pun juga dari yang dihidupinya.
Perjalanan kehidupan seorang ibu
Kehidupan sosok ibu merupakan suatu siklus, putaran roda kehidupan. Selama
sembilan bulan sebagai janin, bayi tinggal tenteram dalam rahim ibunya
dan segalanya telah tercukupi. Mungkin seorang ibu tidak banyak tahu
mengenai teori kasih, tetapi selama sembilan bulan dia melakukan praktek
mengasihi janin yang berada dalam kandungannya. Pada tahap ini sebuah
janin betul-betul tergantung mutlak kepada Sang Ibu, dengan bantuan alam
tentunya.
Selanjutnya,
bagi anak bayi yang baru lahir, payudara ibu adalah sumber
kehidupannya. Masalah apa pun yang dihadapi, saat sang bayi berada di
dekat payudara ibunya, dia akan tenang kembali.
Pada
tahap selanjutnya ketergantungan hidup sang bayi sudah tidak mutlak
lagi tergantung pada sang ibu saja. Ketika sang Anak mulai menapakkan
kakinya di bumi dan mulai berjalan, dia sudah mulai dapat memenuhi
keinginannya dengan mendekati sesuatu dengan kedua kakinya. Tahap
berikutnya adalah ketika seorang remaja mulai mandiri, tidak lagi
tergantung kepada orang lain.
Ketika
sudah matang sebagai calon ibu, seorang perawan mengikuti nalurinya
untuk melestarikan jenisnya dengan berumah tangga dengan lelaki
pasangannya yang dapat mengisi kekurangan pada dirinya. Proses
menyatunya dua jiwa lewat hubungan jasmani merupakan peristiwa yang
suci. Ketika sang mempelai perempuan berniat mempunyai keturunan dan
ketika sel telurnya dibuahi sperma, maka proses berkembangnya janin,
bukan lagi tugas seorang ibu. Berkembangnya satu sel induk menjadi
janin, fasilitas air ketuban dan lain-lainnya menjadi urusan alam.
Dalam
perkembangan hidupnya seorang anak manusia mempunyai kebutuhan dasar
hampir sama dengan hewan yaitu makan, minum, seks dan tidur yang nyaman.
Ketika seseorang menjadi ibu maka kasihnya tumbuh kepada sang anak,
baik ketika masih berupa janin maupun anak dewasa. Kasih seorang ibu
terhadap putranya berjalan searah, memberi tanpa pamrih, tanpa
mengharapkan imbalan apa pun dari anaknya. Perbedaan antara manusia dan
hewan adalah bahwa rasa kasih manusia bisa berkembang sehingga dia dapat
mengasihi semua makhluk, sedangkan hewan mempunyai keterbatasan untuk
itu.

0 komentar on "dibawah telapak kaki dan kasih tak berkesudahan"
Posting Komentar