Rabu, 21 November 2012
huaaahhh..
bisa dibilang, kami sering jalan bareng.. paling nggak makan bareng deket sekolah lah, tapi sekarang bisa dihitung sama jari tangan udah berapa kali kami jalan bareng, yaah -____ - mulai dengan alesan males keluar, tugas kelompok yang udah udah deadline, juga waktu kurang sesuai buat bareng, untungnya pulang sekolah kita bareng paling tidak ada cerita yang bisa menyatukan kita :P , hehehe.. ( Kangen jalan bareng lagi )
kata-kata..
"Otak Suka Nyaring Mana Yang Harus di Ingat dan Mana Yang Harus di lupain"
" Kadang Untuk Ninggalin Teman Yang Kita Sayang, Kita Justru Bikin
Dia Marah dan Sakit Hati , Agar Saat Kita Pergi Kita Merasa Terlalu
Kehilangan"
"Seperti Kematian " Gak Punya Jam Tapi Tahu Kapan Harus Datang,
Mungkin Itu Kenapa Kematian Bagian Dari Takdir, Karena Waktunya Udah
Ada"
"Kematian itu Kayak ada di Tikungan Jalan Kita gak pernah tahu
apa yang di balik Tikungan itu, dan mungkin itulah saat kita mati"
"Kadang Kematian Bisa jadi pilihan pada satu titik pilihan
terakhir kematian" (Bunuh Diri) dosa atau engak efek dari kematiannya"
"Jatuh Cinta Sama Kamu Bikin Aku Utuh Aku Gak Lagi Ngeras Separuh "
(Kematian Ku) "Saat Kamu Bangu Nanti Kamu Gak Akan Pernah ketemu Aku Lagi , Tapi Aku Ga pergi , Aku Gak Akan Kemana-Mana , Aku ada di Dalam Tubuh Kami , Kamu AkanBerdegup dengan Jantug Ku, Jantung Kita."
(Kematian Ku) "Saat Kamu Bangu Nanti Kamu Gak Akan Pernah ketemu Aku Lagi , Tapi Aku Ga pergi , Aku Gak Akan Kemana-Mana , Aku ada di Dalam Tubuh Kami , Kamu AkanBerdegup dengan Jantug Ku, Jantung Kita."
"Kamu Tahu Kenapa Aku Bisa Suka sama Kamu ? , Embun Gak Perlu
Warna Buat Bikin Daun Jatuh Cinta" , Sama Kayak Aku , Aku Gak Punya
Alasan Untuk Gak Jatuh Cinta Sama Kamu"
Abu Menempel Pada Daun Berharab dapat larut Menyatu Dengan Embun"
"Cinta Bukan Masalah Memiliki , Tetap , Cinta Berani Untuk Pergi dan DiTinggal Pergi"
Andai Aku Boleh Memilih "Akan Akan Memilih Papa dan Murah Tetap
ada Buat Aku" Tapi Kadang Dalam Hidup Kita tidak di Harapkan Pada
Pilihan , Dalam Hidup Gak ada Jaminan Untuk Terus Bahagia, Seperti
Burung-Burung Senja itu Yang Bisa Mendadak Melayang Jatuh Gak Pernah
Kembali ke sarang Mereka tapi Buat aku dan kamu waktu pernah mematahkan
sayap-sayap kami , dan waktu pulalah yang menyembuhkan dan mengajari
kami untuk tidak menyerah"
Malaikat Tanpa Sayap
Sinopsis
Vino (Adipati Dolken) tidak terlalu dekat dengan keluarga apalagi
setelah papanya, Amir (Surya Saputra) bangkrut akibat ditipu rekan
bisnisnya hingga mereka pindah dari perumahan elite ke rumah kontrakan
di gang. Mamanya, Mirna (Kinaryosih) justru kabur dari rumah, bahkan
tega meninggalkan, Wina (Geccha Qheagaveta), putrinya yang berusia 5
tahun.
Suatu ketika Wina terjatuh di kamar mandi dan dari hasil rontgen Wina
diharuskan menjalani operasi, kalau tidak kakinya infeksi dan harus
diamputasi. Wina membutuhkan transfusi darah karena pendarahan,
sementara golongan darah Wina cukup langka; A rhesus negatif. Vino yang
mempunyai golongan darah yang sama, mengajukan diri. Saat itulah, Calo
(Agus Kuncoro) yang sedang mencari pendonor jantung mendengar hal itu
menawari Vino untuk menjadi pendonor jantung karena ada resipien (calon
penerima jantung) yang golongan darahnya sama dengan Vino.
Di rumah sakit itu pula Vino berkenalan dengan Mura (Maudy Ayunda).
Sejak Sejak itu Vino merasa hidupnya berwarna. Vino yang awalnya sempat
putus asa hingga bertransaksi dengan Calo, mulai goyah. Ia tidak mau
mendonorkan jantungnya namun hal itu membuat CALO marah besar
Nih, sinopsis film perahu kertas..
Perahu Kertas mengisahkan pasang surut hubungan dua anak manusia,
yaitu Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken). Kisah bermula
ketika mereka berdua kuliah di Bandung. Kugy, yang bercita-cita ingin
menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra. Ia punya kebiasaaan
unik, yaitu suka membuat perahu kertas yang kemudian dilarungkannya di
sungai.
Keenan, pelukis muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di Fakultas
Ekonomi oleh ayahnya. Bersama dengan sahabat Kugy sejak kecil, Noni
(Sylvia Fully R), serta pacar Noni, yakni Eko (Fauzan Smith), yang juga
adalah sepupu Keenan, mereka berempat menjadi geng kompak. Dari yang
semula saling mengagumi, Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta.
Tapi berbagai hal menghalangi mereka. Tak hanya itu, persahabatan Kugy
dan Noni pecah ketika Kugy, demi menjaga hatinya, tak datang pada pesta
ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda.
Keenan akhirnya pergi ke rumah Pak Wayan (Tyo Pakusadewo), seorang
pelukis teman lama Lena, sekaligus mentor Keenan melukis. Dalam suasana
hati yang gundah, kreatifitas melukis Keenan buntu. Luhde (Elyzia
Mulachela), keponakan Pak Wayan, berhasil mengembalikan semangat Keenan.
Seorang kolektor langganan galeri Wayan bernama Remi (Reza Rahadian)
menjadi pembeli pertama. Ingin cepat meninggalkan Bandung dan lingkungan
lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat.
Begitu lulus sidang, kakak Kugy yang bernama Karel (Ben Kasyafani)
membantu agar Kugy magang di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya,
yaitu Remi. Prestasi kerja Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi
Langganan:
Komentar (Atom)
Rabu, 21 November 2012
huaaahhh..
bisa dibilang, kami sering jalan bareng.. paling nggak makan bareng deket sekolah lah, tapi sekarang bisa dihitung sama jari tangan udah berapa kali kami jalan bareng, yaah -____ - mulai dengan alesan males keluar, tugas kelompok yang udah udah deadline, juga waktu kurang sesuai buat bareng, untungnya pulang sekolah kita bareng paling tidak ada cerita yang bisa menyatukan kita :P , hehehe.. ( Kangen jalan bareng lagi )
kata-kata..
"Otak Suka Nyaring Mana Yang Harus di Ingat dan Mana Yang Harus di lupain"
" Kadang Untuk Ninggalin Teman Yang Kita Sayang, Kita Justru Bikin
Dia Marah dan Sakit Hati , Agar Saat Kita Pergi Kita Merasa Terlalu
Kehilangan"
"Seperti Kematian " Gak Punya Jam Tapi Tahu Kapan Harus Datang,
Mungkin Itu Kenapa Kematian Bagian Dari Takdir, Karena Waktunya Udah
Ada"
"Kematian itu Kayak ada di Tikungan Jalan Kita gak pernah tahu
apa yang di balik Tikungan itu, dan mungkin itulah saat kita mati"
"Kadang Kematian Bisa jadi pilihan pada satu titik pilihan
terakhir kematian" (Bunuh Diri) dosa atau engak efek dari kematiannya"
"Jatuh Cinta Sama Kamu Bikin Aku Utuh Aku Gak Lagi Ngeras Separuh "
(Kematian Ku) "Saat Kamu Bangu Nanti Kamu Gak Akan Pernah ketemu Aku Lagi , Tapi Aku Ga pergi , Aku Gak Akan Kemana-Mana , Aku ada di Dalam Tubuh Kami , Kamu AkanBerdegup dengan Jantug Ku, Jantung Kita."
(Kematian Ku) "Saat Kamu Bangu Nanti Kamu Gak Akan Pernah ketemu Aku Lagi , Tapi Aku Ga pergi , Aku Gak Akan Kemana-Mana , Aku ada di Dalam Tubuh Kami , Kamu AkanBerdegup dengan Jantug Ku, Jantung Kita."
"Kamu Tahu Kenapa Aku Bisa Suka sama Kamu ? , Embun Gak Perlu
Warna Buat Bikin Daun Jatuh Cinta" , Sama Kayak Aku , Aku Gak Punya
Alasan Untuk Gak Jatuh Cinta Sama Kamu"
Abu Menempel Pada Daun Berharab dapat larut Menyatu Dengan Embun"
"Cinta Bukan Masalah Memiliki , Tetap , Cinta Berani Untuk Pergi dan DiTinggal Pergi"
Andai Aku Boleh Memilih "Akan Akan Memilih Papa dan Murah Tetap
ada Buat Aku" Tapi Kadang Dalam Hidup Kita tidak di Harapkan Pada
Pilihan , Dalam Hidup Gak ada Jaminan Untuk Terus Bahagia, Seperti
Burung-Burung Senja itu Yang Bisa Mendadak Melayang Jatuh Gak Pernah
Kembali ke sarang Mereka tapi Buat aku dan kamu waktu pernah mematahkan
sayap-sayap kami , dan waktu pulalah yang menyembuhkan dan mengajari
kami untuk tidak menyerah"
Malaikat Tanpa Sayap
Sinopsis
Vino (Adipati Dolken) tidak terlalu dekat dengan keluarga apalagi
setelah papanya, Amir (Surya Saputra) bangkrut akibat ditipu rekan
bisnisnya hingga mereka pindah dari perumahan elite ke rumah kontrakan
di gang. Mamanya, Mirna (Kinaryosih) justru kabur dari rumah, bahkan
tega meninggalkan, Wina (Geccha Qheagaveta), putrinya yang berusia 5
tahun.
Suatu ketika Wina terjatuh di kamar mandi dan dari hasil rontgen Wina
diharuskan menjalani operasi, kalau tidak kakinya infeksi dan harus
diamputasi. Wina membutuhkan transfusi darah karena pendarahan,
sementara golongan darah Wina cukup langka; A rhesus negatif. Vino yang
mempunyai golongan darah yang sama, mengajukan diri. Saat itulah, Calo
(Agus Kuncoro) yang sedang mencari pendonor jantung mendengar hal itu
menawari Vino untuk menjadi pendonor jantung karena ada resipien (calon
penerima jantung) yang golongan darahnya sama dengan Vino.
Di rumah sakit itu pula Vino berkenalan dengan Mura (Maudy Ayunda).
Sejak Sejak itu Vino merasa hidupnya berwarna. Vino yang awalnya sempat
putus asa hingga bertransaksi dengan Calo, mulai goyah. Ia tidak mau
mendonorkan jantungnya namun hal itu membuat CALO marah besar
Nih, sinopsis film perahu kertas..
Perahu Kertas mengisahkan pasang surut hubungan dua anak manusia,
yaitu Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken). Kisah bermula
ketika mereka berdua kuliah di Bandung. Kugy, yang bercita-cita ingin
menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra. Ia punya kebiasaaan
unik, yaitu suka membuat perahu kertas yang kemudian dilarungkannya di
sungai.
Keenan, pelukis muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di Fakultas
Ekonomi oleh ayahnya. Bersama dengan sahabat Kugy sejak kecil, Noni
(Sylvia Fully R), serta pacar Noni, yakni Eko (Fauzan Smith), yang juga
adalah sepupu Keenan, mereka berempat menjadi geng kompak. Dari yang
semula saling mengagumi, Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta.
Tapi berbagai hal menghalangi mereka. Tak hanya itu, persahabatan Kugy
dan Noni pecah ketika Kugy, demi menjaga hatinya, tak datang pada pesta
ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda.
Keenan akhirnya pergi ke rumah Pak Wayan (Tyo Pakusadewo), seorang
pelukis teman lama Lena, sekaligus mentor Keenan melukis. Dalam suasana
hati yang gundah, kreatifitas melukis Keenan buntu. Luhde (Elyzia
Mulachela), keponakan Pak Wayan, berhasil mengembalikan semangat Keenan.
Seorang kolektor langganan galeri Wayan bernama Remi (Reza Rahadian)
menjadi pembeli pertama. Ingin cepat meninggalkan Bandung dan lingkungan
lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat.
Begitu lulus sidang, kakak Kugy yang bernama Karel (Ben Kasyafani)
membantu agar Kugy magang di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya,
yaitu Remi. Prestasi kerja Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi
Langganan:
Komentar (Atom)


